Bromo - Gunung Suci dan Lautan Pasir , Indonesia
Gunung Bromo |
Tradisi yang sangat kental ketika mendengar nama gunung Bromo adalah upacara kasodo yang sangat terkenal dan secara rutin dilakukan masyarakat tengger pada bulan ke 10 di kalender Jawa dan bertepatan pada saat bulan purnama. Sedikit tentang kasodo yaitu upacara persembahan sesajen kepada Tuhan bagi masyarakat Hindu dan kepada para leluhur mereka. Upacara kasodo dilakukan secara turun temurun hingga saat ini dan upacara tersebut dilakukan di Poten lautan pasir dan kawah gunung Bromo.
Gunung Bromo merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Indonesia, banyak sekali yang berbondong-bondong untuk menuju Bromo, namun demi kenyamanan anda sebelum berwisata ke gungng Bromo, baiknya anda mempersiapkan secara matang perlengkapan yang hendak anda bawa ketika liburan nanti. Berikut ini mungkin bisa menjadi refrensi anda tentang beberapa hal yang harus anda bawa ketika menuju Bromo.
Suhu di gunung Bromo pasti dingin karena daerah pegunungan, bahkan suhu disana bisa mencapai angka dibawah 10 derajat celcius, jadi hal yang wajib anda perhatikan adalah kekuatan fisik dan gunakan pakaian tebal yang hangat untuk melindungi tubuh anda dari kedinginan udara pegunungan. Jangan sesekali anda mencoba menggunakan pakaian tipis karena hal itu akan merugikan anda sendiri.
Jangan lupa membawa masker karena disana adalah lautan pasir dan masker akan sangat anda butuhkan demi kesehatan anda.
Rute yang bisa anda tempuh untuk menuju Bromo tidaklah sulit, jika anda dari kota Surabaya anda bisa menuju Malang dan selanjutnya ke Tumpang Gubugklakah, dari Gubugklakah menuju Ngadas dan dari Ngadas menuju Jemlang yang merupakan perjalanan terakhir menuju Bromo.
Jika anda dari Malang anda juga bisa menuju Bromo melalui jalur Malang-Tongas - Sukapura - Cemoro Lawang - Bromo. Anda juga tidak perlu khawatir tentang rute menuju Gunung Bromo karena anda juga bisa mencari rute menggunakan Google Maps yang dengan jelas memberikan informasi rute mana yang akan anda tempuh.
Bromo, Jawa Timur |
Comments
Post a Comment